Virus HIV
HIV adalah kependekan dari Human Immunodeficiency Virus. Virus ini merusak sistem kekebalan tubuh manusia. HIV dengan perantaraan darah, sperma atau cairan vagina, masuk ke dalam aliran pembuluh darah. Kemudian HIV merusak sistem kekebalan tubuh individu. Apa beda HIV dan AIDS?
Setelah beberapa tahun jumlah HIV semakin banyak sehingga sistem kekebalan tubuh tidak lagi mampu melawan bibit penyakit yang masuk. Penyakit yang tadinya tidak berbahaya, akan menjadi sangat berbahaya untuk orang tersebut. Karena sistem kekebalan tubuhnya menjadi sangat lemah. Ketika individu sudah tidak lagi memiliki sistem kekebalan tubuh maka semua penyakit dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh. Kumpulan berbagai penyakit yang disebabkan oleh virus yang menyerang kekebalan tubuh manusia inilah yang disebut dengan
AIDS (Acquired Immuno Deiciency Syndrome) atau kumpulan berbagai penyakit akibat turunnya kekebalan tubuh individu akibat HIV.
Siapa penemu virus HIV ?
HIV ditemukan oleh Dr. Luc Montaigner dan kawan-kawan dari Insitute Pasteur Perancis. Mereka berhasil mengisolasi virus penyebab AIDS ini dengan mengisolasi virus dari kelenjar getah bening dalam tubuh ODHA (Orang Dengan HIV dan AIDS) yang membengkak.
Kemudian pada bulan Juli 1994 Dr. Robert Gallo dari Lembaga Kanker Nasional di Amerika Serikat menyatakan bahwa dia menemukan virus baru dari seorang penderita AIDS yang diberi nama HTLV-III Kemudian llmuwan lainnya, J. Levy juga menemukan virus penyebab AIDS yang ia namakan AIDS Related Virus yang disingkat ARV. Akhir Mei 1986
Komisi Taksonomi International sepakat menyebut nama virus AIDS ini dengan HIV. Akhirnya virus ini terus berkembang dengan nama HIV.
Mengapa istilah HIV dan AIDS sering bersamaan tetapi terpisah?
Orang yang baru terpapar HIV belum tentu menderita AIDS. Hanya saja lama kelamaan sistem kekebalan tubuhnya makin lama semakin lemah, sehingga semua penyakit dapat masuk ke dalam tubuh. Pada tahapan itulah penderita disebut sudah terkena AIDS.
Kapan HIV menjadi AIDS?
HIV menjadi AIDS dalam tahapan/fase perkembangannya
Fase pertama
Individu sudah terpapar dan terinfeksi. Tetapi ciri-ciri terinfeksi belum terlihat meskipun ia melakukan tes darah. Pada fase ini antibodi terhadap HIV belum terbentuk. Fase ini akan berlangsung sekitar 1- 6 bulan dari waktu individu terpapar.
Fase kedua
Berlangsung lebih lama, yaitu sekitar 2-10 tahun setelah terinfeksi HIV. Pada fase kedua ini individu sudah positif HIV dan belum menampakkan gejala sakit, tetapi sudah dapat menularkan pada orang lain.
Fase ketiga
Mulai muncul gejala-gejala awal penyakit yang disebut dengan penyakit terkait dengan HIV. Tahap ini belum dapat disebut sebagai gejala AIDS. Gejala-gejala yang berkaitan antara lain keringat yang berlebihan pada waktu malam, diare terus menerus, pembengkakan kelenjar getah bening, lu yang idak sembuh-sembuh, nafsu makan berkurang dan badan menjadi lemah, serta berat badan terus berkurang. Pada fase ketiga ini sistem kekebalan tubuh mulai berkurang.
Fase keempat
Sudah masuk pada fase AIDS. AIDS baru dapat terdiagnosa setelah kekebalan tubuh sangat berkurang dilihat dari jumlah sel-T nya. Timbul penyakit tertentu yang disebut dengan infeksi oportunistik yaitu kanker, khususnya sariawan, kanker kulit atau sarcoma kaposi, infeksi paru-paru yang menyebabkan radang paru-paru dan kesulitan bernafas, infeksi usus yang menyebabkan diare parah bermingguminggu, dan infeksi otak yang menyebabkan kekacauan mental dan sakit kepala.
Bagaimana ciri-ciri orang yang sudah terinfeksi HIV?
Orang yang telah terpapar dan terinfeksi HIV tidak bisa dicirikan. Secara penampilan fisik individu yang telah terpapar akan sama saja dengan
orang yang tidak terinfeksi HIV. Orang yang sudah terinfeksi HIV tidak ada bedanya dengan individu yang masih sehat di masyarakat. Individu yang terinfeksi HIV masih dapat melakukan aktivitas, badan terlihat sehat dan masih dapat bekerja dengan baik. Individu yang masih berada pada fase HIV masih produktif.
Apakah ada istilah khusus untuk penderita HIV dan AIDS?
Ada, ODHA dan OHIDHA. ODHA adalah Orang Dengan HIV dan AIDS, sedangkan OHIDHA adalah Orang yang Hidup Dengan orang HIV AIDS
Apa konsekuensi bagi ODHA?
Terdapat banyak pendapat untuk memasukkan ODHA ke penampungan (shelter) khusus penderita HIV dan AIDS. Namun ini berari merupakan satu bentuk diskriminasi terhadap ODHA. Padahal, tanpa melakukan kontak seksual maupun kontak darah dengan ODHA, HIV dan AIDS yang ada pada tubuh ODHA tidak akan menular ke individu lain, termasuk kepada OHIDHA. Selain itu individu yang masih ada dalam fase HIV masih produktif. Sehingga individu yang bersangkutan masih dapat bekerja dan menghasilkan. Dengan adanya safe haven berati terjadi proses pembedaan dalam perlakuan.
Mengapa masyarakat cenderung mendiskriminasi ODHA?
Sebagian masyarakat melakukan diskriminasi karena :
Kurang memperoleh informasi yang benar bagaimana cara penularan HIV dan AIDS, hal-hal apa saja yang dapat menularkan dan apa yang tidak menularkan.
Ketakutan terhadap HIV dan AIDS sebagai penyakit yang mematikan. Sehingga mereka belum percaya sepenuhnya informasi yang diberikan.
Apa yang dapat dilakukan masyarakat terhadap ODHA?
Sebenarnya banyak hal yang dapat dilakukan kepada ODHA yaitu dengan memberikan dukungan. Di antaranya anggota masyarakat harus peduli dengan penanggulangan epidemi AIDS dan mendukung ODHA untuk melawan diskriminasi, peduli terhadap ODHA yang sering mendapatkan penolakan dari orang lain.
Apakah HIV dan AIDS termasuk dalam kategori PMS ?
HIV dan AIDS termasuk salah satu PMS yang ditularkan tidak hanya melalui hubungan seksual, tetapi juga melalui hubungan seksual, darah, ibu hamil kepada bayinya, jarum suntik, serta alat cukur.
Bagaimana proses penularan HIV ?
HIV menular melalui kontak darah dan kontak seksual dengan mereka yang sudah terpapar HIV. Syarat utama penularan HIV untuk bisa masuk ke dalam tubuh adalah melalui:
- Aliran darah, bisa berbentuk luka
- Cairan sperma
- Cairan vagina
Apakah HIV dan AIDS juga menular lewat jabat tangan dan ciuman ?
HIV tidak menular melalui jabatan tangan, makan dengan menggunakan piring yang telah dipergunakan oleh orang yang terpapar HIV. Secara lebih jelas lagi HIV hanya dapat ditularkan melalui kontak darah, kontak seksual dan ibu hamil yang telah terpapar HIV kepada bayinya. HIV hanya terdapat dalam tubuh manusia serta hanya dapat hidup dalam tubuh manusia dan tidak terdapat dalam tubuh hewan dan tidak hidup dalam tubuh hewan. Jadi walaupun nyamuk baru saja menggigit tubuh orang yang telah terpapar HIV, nyamuk bukan media penularan HIV, karena virus tersebut idak dapat hidup di dalam tubuh hewan.
HIV memang hidup di seluruh cairan tubuh manusia termasuk di air liur maupun keringat. Deep kissing tidak menularkan HIV. Yang berisiko adalah jika pada bagian dalam mulut pasangan yang berciuman terdapat luka yang menganga (sariawan) sehingga virus dari pasangan yang sudah terinfeksi HIV akan masuk ke dalam tubuh melalui luka tersebut. Begitu juga dengan kasus kontak keringat dengan orang yang telah terpapar HIV.
Kegiatan apa saja yang berisiko untuk menularkan HIV dan AIDS?
Hubungan seksual yang tidak aman dengan orang yang telah terpapar HIV
Penggunaan jarum suntik, tindik, tattoo yang dapat menimbulkan luka yang tidak disterilkan secara bersama-sama dipergunakan dan sebelumnya telah dipakai orang yang telah terinfeksi HIV. Cara-cara ini dapat menularkan HIV karena terjadi kontak darah
- Melalui transfusi darah yang tercemar HIV
- Ibu hamil yang terinfeksi HIV pada Bayi yang tercemar HIV
Bagaimana proses penularan HIV dan AIDS dari Ibu hamil kepada bayi yang dikandungnya?
Penularan HIV dan AIDS dari ibu hamil kepada bayinya dapat terjadi ketika berlangsung proses persalinan dan perlukaan yang terjadi pada proses persalinan.
Bagaimana cara pencegahan penularan dari ibu yang telah terpapar HIV agar bayinya tidak terpapar HIV? Beberapa hal yang harus diperhatikan bila ibu yang terinfeksi HIV positif untuk memilih hamil adalah:
Perawatan sebelum melahirkan yang baik
Persalinan sebaiknya berlangsung dalam 4 jam setelah ketuban pecah
Dalam proses persalinan sebaiknya hindari teknik-teknik yang membuat luka yang dapat menimbulkan terjadinya kontak darah antara ibu dengan bayinya
Bila bayi tidak tertular HIV lewat persalinan, sebaiknya tidak diberi ASI karena ASI termasuk cairan yang ada di dalam tubuh yang juga salah satu media HIV.
Bagaimana kaitan “Drug User” (Pengguna narkoba) dengan HIV dan AIDS?
Drug person termasuk kelompok individu yang berisiko tinggi untuk terpapar HIV, karena sering kali mereka menggunakan jarum suntik
yang tidak steril. Hal inilah yang menjadikan drug person sangat berisiko untuk terpapar HIV dan AIDS. Junkies (Pecandu Narkoba) yang idak menggunakan jarum sunik juga berisiko terpapar HIV dan AIDS.
Narkoba sangat dekat hubungannya dengan penularan PMS dan HIV dan AIDS. Pemakai narkoba kadang idak bisa dipisahkan dengan kehidupan seks bebas. Hal inilah yang memicu junk-ies terpapar PMS dan HIV dan AIDS. ODHA yang mengkonsumsi narkoba akan lebih cepat memasuki fase AIDS, karena sifat narkoba yang menggerogoi organ tubuh. ODHA yang perokok saja akan membuatnya lebih cepat masuk pada tahapan AIDS.
Tindakan apa yang perlu dilakukan untuk mencegah penularan AIDS?
Abstinensia (menunda melakukan hubungan seksual sebelum atau di luar pernikahan)
Bagi orang yang telah aktif berhubungan seks adalah: berhubungan seks dengan pasangan yang tetap, hindari hubungan seks dengan berganti-ganti pasangan, serta dengan menggunakan kondom
Menghindari transfusi darah yang tidak jelas asalnya dan transfusi yang menggunakan jarum suntik tidak steril
Memastikan penggunaan alat-alat medis dan non medis dari dokter atau petugas kesehatan yang tidak steril dan tidak bekas pakai.